Minggu, 23 November 2025 - tulisanq
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Teman-teman sekolahku kini sudah menempuh jalan hidup mereka masing-masing. Ada yang melanjutkan studi hingga magister bahkan doktoral, ada yang sudah menikah dan membangun keluarga, ada pula yang sukses berbisnis dan mulai dikenal banyak orang. Di sisi lain, beberapa masih berjuang mencari pekerjaan dan menata masa depan. Begitulah hidup—setiap orang punya ritme dan jalur yang berbeda.
Sudah bertahun-tahun kami lulus, dan tanpa sadar jarak waktu membuat kami semakin jarang berjumpa. Namun dalam hati kecilku, tersisa sedikit luka yang sulit kulupakan. Ada momen-momen masa sekolah yang masih membekas, terutama saat aku teringat pada perlakuan mereka yang dulu pernah menyakitkan. Aku ingin memaafkan, sungguh ingin. Tapi aku masih bertanya pada diriku sendiri, apakah mereka pantas dimaafkan setelah semua yang terjadi?
Setiap kali aku melihat wajah mereka, entah secara langsung atau lewat media sosial, ingatan itu muncul kembali. Bukan ketakutan atau rasa tertekan—bukan juga canggung. Hanya kilas balik yang datang begitu saja, membawa rasa kesal yang dulu pernah kutahan. Mungkin hatiku belum sepenuhnya pulih, atau mungkin aku masih belajar merelakan.
Pada akhirnya, hidup membawa kami ke arah masing-masing. Aku pun berusaha untuk menutup lembaran lama dan melupakan apa yang telah mereka lakukan. Tidak mudah, tapi mungkin waktu akan membantu menyamarkan luka itu. Yang jelas, aku tetap melangkah ke depan, sambil perlahan melepaskan beban masa lalu yang sempat menahan langkahku.