TulisanQ

Dikecewakan sama Manusia?

Dikecewakan sama Manusia?

Minggu, 16 Februari 2025 - tulisanq

Pemahaman salaf dalam menghadapi krisis kepercayaan terhadap manusia adalah dengan kembali kepada Allah, memperbaiki hubungan dengan-Nya, dan memahami bahwa manusia memang memiliki kelemahan, termasuk sifat berkhianat, berdusta, dan tidak menepati janji. Berikut beberapa prinsip dari pemahaman salaf dalam menghadapi kondisi seperti ini:


1. Mengandalkan Allah, Bukan Manusia


Salafus shalih mengajarkan bahwa satu-satunya Dzat yang benar-benar bisa dipercaya sepenuhnya adalah Allah. Manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, memiliki kelemahan dan sering kali tidak menepati janji:


وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًۭا

"Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pelindung." (QS. Al-Ahzab: 3)


Ketika manusia mengecewakan, itu adalah pengingat agar kita tidak terlalu bergantung kepada mereka, tetapi hanya kepada Allah.


2. Bersabar dan Menjaga Hati dari Dendam


Orang-orang salaf sangat menekankan sabar dalam menghadapi keburukan manusia. Mereka memahami bahwa dunia ini adalah tempat ujian, termasuk ujian melalui pengkhianatan dan kedustaan orang lain.


Ibnu Taimiyyah berkata:

"Jika seseorang menyakitimu, jangan balas dengan keburukan. Sebab, kesabaranmu akan menjadi sebab kemuliaanmu di sisi Allah."


وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Ali 'Imran: 134)


Ini bukan berarti kita harus percaya buta kepada semua orang, tetapi lebih kepada menjaga hati agar tidak dipenuhi kebencian yang merusak diri sendiri.


3. Hati-Hati dalam Memberi Kepercayaan


Salaf tidak mengajarkan sikap naif dalam bergaul. Mereka memahami bahwa manusia memiliki kelemahan dan tidak semua orang layak dipercaya. Oleh karena itu, mereka berhati-hati dalam memilih teman dan menjaga batasan dalam interaksi sosial.


Dikatakan dalam atsar:

"Jangan engkau percaya kepada seseorang sebelum engkau mengujinya dalam tiga hal: saat marah, saat butuh, dan saat ia berbicara di belakangmu."


Nabi ﷺ juga mengingatkan:

"Seorang mukmin tidak akan disengat dari satu lubang yang sama dua kali." (HR. Bukhari & Muslim)


Maka, jika sudah dikhianati, wajar untuk lebih berhati-hati tanpa harus membenci secara berlebihan.


4. Fokus pada Amal dan Meningkatkan Kualitas Diri


Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:

"Jangan terlalu larut dalam kekecewaan kepada manusia, karena dunia ini hanya sementara. Sibukkan dirimu dengan memperbaiki hubunganmu dengan Allah."


Daripada memikirkan pengkhianatan orang lain terlalu dalam, lebih baik fokus pada ibadah, ilmu, dan memperbaiki diri. Kesedihan dan kekecewaan hanya akan membebani hati jika tidak diolah dengan cara yang benar.


Kesimpulan


Kekecewaan kepada manusia itu wajar, tetapi jangan sampai membuat kita berputus asa. Salaf mengajarkan untuk tetap bersabar, tidak menyimpan dendam, berhati-hati dalam bergaul, dan yang paling penting, mengandalkan Allah sepenuhnya dalam hidup.


Jika kamu merasa berat, perbanyak doa ini:


حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۚ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada sesembahan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb ‘Arsy yang agung." (QS. At-Taubah: 129)


Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang bersabar dan bertawakal kepada-Nya. Semoga Allah menggantikan rasa kecewa dengan ketenangan hati.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.