TulisanQ

Di mana Allah?

Di mana Allah?

Rabu, 05 Februari 2025 - tulisanq

Pemahaman tentang Allah di atas ‘Arsy merupakan salah satu prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berpegang teguh pada pemahaman salafush shalih, yaitu para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Konsep ini bersumber dari Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih serta dijelaskan oleh para ulama salaf.


Dalil-Dalil Tentang Allah di Atas ‘Arsy


Allah berfirman dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Dia berada di atas ‘Arsy. Di antaranya:


1. Surah Thaha: 5

"Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy."


2. Surah Al-A’raf: 54

"Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia beristiwa di atas ‘Arsy."


3. Surah As-Sajdah: 4

"Kemudian Dia beristiwa di atas ‘Arsy, tidak ada bagi kalian selain-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at."


Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Allah beristiwa (bersemayam) di atas ‘Arsy dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya tanpa menyerupai makhluk.


Pemahaman Salaf tentang Allah di ‘Arsy


Para ulama salaf menerima ayat-ayat tentang istiwa’ tanpa menakwilkannya dengan makna lain seperti "menguasai" atau "mengambil kendali", sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kelompok yang menyimpang dalam memahami sifat Allah. Berikut adalah beberapa pernyataan ulama salaf tentang hal ini:


1. Imam Malik rahimahullah

Ketika ditanya tentang makna istiwa’, beliau menjawab:

"Istiwa’ itu diketahui, caranya tidak dapat dibayangkan, beriman kepadanya adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah."

(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifat).


2. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah

Beliau berkata:

"Allah berada di atas ‘Arsy, dan apa yang di bawah ‘Arsy adalah makhluk-Nya. Aku tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh kelompok Jahmiyyah bahwa Allah berada di setiap tempat."

(Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah).


3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah

Beliau menjelaskan:

"Ahlus Sunnah bersepakat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya, dan Dia terpisah dari makhluk-Nya, serta makhluk-Nya berada di bawah-Nya."

(Majmu’ Al-Fatawa, 5/60).


Menolak Penyerupaan dan Ta’wil Batil


Ahlus Sunnah menetapkan sifat istiwa’ bagi Allah tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk (takyif dan tasybih) serta tanpa mengubah maknanya menjadi sesuatu yang lain (ta’wil batil). Ini sesuai dengan firman Allah:


“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).


Maka, pemahaman yang benar adalah mengimani istiwa’ sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an dan hadits tanpa menanyakan "bagaimana"-nya.


Kesimpulan


Pemahaman salaf tentang Allah di atas ‘Arsy adalah menerima nas sebagaimana adanya tanpa tahrif (penyelewengan makna), ta’til (penolakan sifat), takyif (menanyakan bagaimana), dan tasybih (menyerupakan dengan makhluk). Allah berada di atas ‘Arsy dengan cara yang hanya Dia yang tahu, sesuai

dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.


Wallahu a’lam.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.