Senin, 20 Oktober 2025 - tulisanq
Hampir saja aku jatuh cinta kembali, dan hampir saja terluka kembali. Begitulah hidup — sebuah siklus sederhana antara jatuh dan bangkit, antara hati yang retak dan keberanian untuk menyusunnya lagi. Kadang aku pikir, hidup memang tidak jauh-jauh dari dua hal itu: terluka dan sembuh, lalu terluka lagi. Mungkin karena rasa sakit adalah cara hidup mengingatkan kita bahwa kita masih punya hati.
Ada lelah yang tak bisa dijelaskan dari proses datang dan ditinggalkan, pulang dan pergi lagi. Setiap kepergian menambah ruang kosong yang entah sampai kapan bisa terisi. Tapi bedanya kali ini, aku tahu kapan harus berhenti. Aku belajar mengenali tanda-tanda sebelum luka itu dalam. Aku tahu kapan harus menarik rem, sebelum semuanya berantakan lagi.
Lucunya, di tengah semua rasa kehilangan dan kebingungan itu, aku justru merasa hidup begitu menyenangkan. Ironis memang — karena sering kali aku merasa terlalu menyedihkan untuk kehidupan yang seseru ini. Tapi mungkin di situlah keindahannya: bisa tertawa di antara patah, bisa merasa hidup bahkan ketika hati sedang tidak baik-baik saja.