TulisanQ

Image Not Uploaded

Menuju Pegawai yang Diakui Penuh

Selasa, 23 September 2025 - tulisanq

Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sering kali dipuja sebagai pekerjaan paling aman di negeri ini. Gaji tetap, tunjangan jelas, jaminan pensiun seumur hidup. Dari luar, jalannya tampak mulus, penuh bunga. Tapi siapa sangka, jalan menuju status 100% PNS justru penuh luka, panjang, dan melelahkan.


Bayangkan: dari mendaftar seleksi CPNS, berbulan-bulan berjibaku dengan SKD, SKB, hingga integrasi hasil, hati digantung dalam ketidakpastian. Hasil baru keluar setelah 6–8 bulan yang penuh deg-degan. Begitu dinyatakan lulus, tidak langsung bekerja, melainkan menunggu SK CPNS turun—lagi-lagi menunggu, biasanya 2 bulan penuh rasa was-was. Dan begitu SK itu ditangan, status yang melekat hanya “CPNS,” setengah jadi, belum sepenuhnya diakui.


Lalu dimulailah tahun paling berat dalam hidup seorang aparatur: 12 bulan masa percobaan. Ada Latsar berhari-hari, laporan setumpuk, aktualisasi di lapangan yang menguras energi, ditambah pekerjaan kantor yang tak kalah menuntut. Semua itu bukan jaminan langsung jadi PNS penuh, melainkan hanya tiket untuk bertahan.


Jika dihitung, total perjalanan dari awal mendaftar sampai sah menjadi 100% PNS memakan waktu hampir 20–22 bulan. Hampir dua tahun penuh! Dua tahun yang terasa seperti ujian tanpa akhir, di mana satu kesalahan bisa membuat segalanya runtuh.


Tidak heran jika banyak yang tumbang di tengah jalan. Ada CPNS yang akhirnya mengundurkan diri, merasa hidupnya terlalu menderita dalam belenggu birokrasi. Ada yang merasa dipaksa bertahan demi gaji, padahal hatinya sudah remuk oleh tekanan pekerjaan, tumpukan administrasi, dan budaya kerja yang tak selalu ramah. Bahkan lebih menyakitkan lagi, konflik internal dengan rekan kerja, persaingan kepentingan, serta urusan keluarga yang tak bisa sepenuhnya dilepaskan dari pikiran—semua bercampur jadi beban yang membuat nafas sesak.


Di titik ini, orang mulai mencari cara bertahan hidup. Ada yang tiap hari bawa tumbler besar, pura-pura haus agar bisa sering minum dan bolak-balik ke toilet, sekadar mengambil jeda dari tekanan. Ada yang begitu jam kerja selesai langsung ganti sepatu lari, melepaskan semua stres lewat langkah jogging. Ada pula yang menenggelamkan diri dalam tumpukan cemilan, berharap manis dan gurih bisa menutup pahitnya kenyataan. Dan ada juga yang memilih menulis—menuangkan keresahan ke dalam kata-kata, seolah tinta di kertas bisa menyerap sebagian beban pikiran.


Namun, ketika akhirnya semua proses itu terlewati dan status 100% PNS benar-benar melekat, ada kesadaran pahit: ternyata jalan ini bukan akhir penderitaan. Justru inilah awal dari tanggung jawab baru. Ada target kinerja yang harus dipenuhi, ada sistem evaluasi yang terus memantau, ada mutasi yang bisa mengubah hidup dalam sekejap. Stabil, ya. Tapi nyaman? Tidak selalu.


Menjadi PNS bukan sekadar tentang gaji dan pensiun. Ia adalah tentang kesabaran yang terus diuji, tentang bertahan di tengah konflik, tentang menahan luka pribadi demi tetap profesional. Dan di balik senyum seorang PNS, ada kisah panjang tentang penantian, air mata, dan pengorbanan yang jarang diketahui orang luar.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.