TulisanQ

Perpisahan yang Tak Pernah Biasa

Perpisahan yang Tak Pernah Biasa

Minggu, 07 September 2025 - tulisanq

Setiap kali momen perpisahan tiba, selalu ada rasa yang sama: berat. Walaupun sudah berkali-kali kulalui, ibuku tetap saja menangis. Air matanya jatuh setiap kali melepas kepergianku, seakan hatinya belum pernah benar-benar terbiasa dengan perpisahan. Padahal ia tahu aku akan kembali lagi suatu saat nanti. Namun entah kapan waktunya, sebab kesibukan di Jakarta begitu padat, dan kesempatan untuk pulang terasa semakin jarang karena minimnya liburan.


Di sisi lain, bapakku selalu terlihat berbeda. Ia tampak tenang, bahkan cenderung cuek, seolah perpisahan bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Tapi aku tahu, jauh di dalam hatinya ada perasaan yang sama dengan ibu. Bukti sederhana muncul saat aku baru saja tiba di Jakarta—telepon darinya langsung masuk, hanya untuk menanyakan kabarku, memastikan aku baik-baik saja di kota yang sibuk ini.


Mungkin begitulah cara bapakku mengekspresikan rasa sayang. Bukan dengan kata-kata, bukan pula dengan pelukan, melainkan lewat sikap yang sederhana. Meski di rumah ia sering terlihat seperti mengabaikan aku, sebenarnya aku tahu ia menyimpan banyak cerita dan rindu yang tak pernah terucap. Kadang aku berpikir, mungkin suatu hari nanti akan ada waktu untuk benar-benar duduk bersama, berbicara panjang, dan saling membuka hati. Hingga saat itu tiba, aku hanya bisa menyimpan keyakinan bahwa di balik sikap cueknya, ada kasih sayang yang tak pernah pudar.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.