Jumat, 05 September 2025 - tulisanq
Terkadang aku menangis tanpa tahu alasan pasti. Ada sesak di dada yang tak bisa kuungkapkan dengan kata, hanya mampu keluar lewat air mata. Pipiku basah, lalu kering lagi, dan bahkan ketika terlalu sering menangis, air mata itu hanya tergenang di kelopak mata tanpa sempat menetes.
Ada rasa gelisah, ketakutan, dan kesedihan yang sulit dikeluarkan. Dari semua perasaan itu, yang paling mendominasi adalah rasa sepi—perasaan sendiri di dunia ini.
Aku mencoba memaafkan, melupakan, lalu kembali terluka. Seperti rantai yang berputar, tak pernah putus, terus berulang. Aku lelah. Setiap kali pulang ke rumah, yang kurasakan justru goresan kesedihan.
Namun, jauh di dalam hati, aku masih menyimpan harapan. Harapan akan hadirnya kebahagiaan yang mampu menyembuhkan luka, menghapus sesak, dan menenangkan hati.