TulisanQ

Image Not Uploaded

Ketika Pengabdian Tak Cukup Hanya dengan Sopan Santun

Minggu, 23 November 2025 - tulisanq

Tidak cukup hanya bermodal sopan santun untuk terus mengabdi sebagai ASN. Kadang, dibutuhkan kesabaran ekstra dan hati yang kuat untuk bertahan di lingkungan kerja yang belum sepenuhnya sehat.


Ada kalanya teguran disampaikan bukan dengan bimbingan, melainkan dengan nada merendahkan. Ada pimpinan yang lebih memilih menegur di depan umum, di tengah rapat yang seharusnya membahas hal lain, membuat seorang pegawai merasa kecil dan malu. Padahal, sebuah teguran empat mata seringkali jauh lebih bijak dan manusiawi.


Saya pernah mengalami hal semacam itu. Pernah pula ditanyai dengan nada mencurigakan saat hendak pulang — “kenapa buru-buru?” atau “ada apa di kos?” — seolah pulang cepat adalah sebuah kesalahan. Padahal yang disebut “kos” itu hanyalah ruangan sempit, catnya mengelupas, jaraknya jauh dari kantor, dan hanya cukup untuk sekadar beristirahat setelah seharian bekerja.

Jika dibandingkan, mungkin kos saya yang paling sederhana di antara pegawai lain. Begitu juga dengan ponsel saya yang sudah retak layarnya — kontras dengan gadget canggih milik rekan-rekan di unit kerja yang sama. Tapi saya tidak pernah menjadikan itu alasan untuk bekerja asal-asalan.


Bagi saya, motivasi dalam bekerja tidak tumbuh dari fasilitas yang mewah, melainkan dari rasa dihargai. Lingkungan kerja yang sehat bukan hanya tentang ruang kerja nyaman atau tunjangan besar, tapi juga tentang bagaimana manusia di dalamnya saling memperlakukan satu sama lain dengan hormat.


Hubungan antara atasan dan pegawai seharusnya dibangun atas dasar saling pengertian dan profesionalisme. Pegawai memang wajib melaksanakan perintah atasan, tetapi atasan pun memiliki tanggung jawab moral untuk menghargai dan melindungi pegawainya. Kepemimpinan sejati tidak dibangun dengan ancaman atau pembuktian siapa yang paling benar, melainkan dengan teladan dan empati.


Sangat disayangkan bila masih ada pegawai ASN yang diperlakukan seolah bukan aparatur profesional. Kita semua adalah pelayan publik — bukan pelayan pribadi. ASN ada untuk masyarakat, bukan untuk ego jabatan.


Saya menulis ini bukan untuk mengeluh, tapi untuk mengingatkan bahwa bekerja dengan hati akan terasa ringan bila dijalankan dalam lingkungan yang saling menghargai. Semoga semakin banyak pemimpin dan rekan kerja yang menyadari, bahwa di balik seragam dan NIP itu, setiap ASN tetaplah manusia yang ingin diperlakukan dengan adil dan hormat.


Karena sejatinya, pengabdian tanpa kemanusiaan hanyalah rutinitas tanpa makna.

Dan semoga nilai-nilai ASN BerAKHLAK bukan hanya slogan, tetapi benar-benar hidup di setiap ruang kerja negeri ini.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.