TulisanQ

Dunia Lebih Jelek dari Bangkai Seekor Kambing

Dunia Lebih Jelek dari Bangkai Seekor Kambing

Rabu, 05 Februari 2025 - tulisanq

Sahabat, pernahkah kamu mendengar pepatah "cepat didapat, cepat juga habisnya"? Pepatah ini ternyata sangat relevan dengan kehidupan kita, apalagi saat kita berbicara soal dunia dan segala gemerlapnya. Dunia ini seringkali menggiurkan. Begitu banyak orang berlomba-lomba mengejar kebahagiaan duniawi dengan beragam cara. Namun, ulama Salaf menyampaikan peringatan yang sangat dalam tentang hal ini.


Para ulama salaf, seperti Imam al-Ghazali dan lainnya, mengingatkan kita bahwa dunia ini sebenarnya tak lebih dari tetesan air di telunjuk tangan yang dicelupkan ke samudera. Coba bayangkan, seberapa kecil tetesan air itu dibandingkan luasnya samudera yang tak ada ujungnya. Dunia, dengan segala kenikmatannya, hanya sementara. Semua kemewahan yang kita miliki—rumah mewah, mobil, uang—semua itu pada akhirnya akan berlalu.


Bahkan, dalam salah satu hadits, Rasulullah menyebutkan bahwa dunia ini lebih jelek daripada bangkai kambing. "Dunia ini lebih buruk dari bangkai kambing yang rusak," kata beliau. Bangkai kambing saja dianggap lebih bernilai karena ia memiliki manfaat bagi kehidupan. Namun, dunia, meskipun tampak indah dan penuh dengan kesenangan, sebenarnya tidak ada nilainya dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang ada di akhirat.


Banyak orang yang berlomba-lomba mengejar kekayaan dunia, bekerja tanpa henti untuk memperoleh semua yang mereka impikan. Namun, jika kita bertanya, "Kamu lebih mementingkan dunia atau akhirat?" Maka jawabannya tentu jelas, bukan? Jika tujuan hidup kita adalah untuk akhirat, maka kehidupan dunia ini hanya akan menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan yang lebih besar di sana.


Imam al-Qudamah bin Ja'far dalam kitabnya yang berjudul al-Tibyan juga menyampaikan bahwa, jika seseorang lebih mencintai dunia daripada akhirat, maka ia akan kehilangan keduanya. Namun, jika ia mencintai akhirat, maka dunia akan mengikutinya. Begitu indahnya prinsip ini, kita harus bisa menjadikan dunia hanya sebagai tempat untuk mencari bekal menuju akhirat yang kekal abadi.


Kita pun harus ingat, sahabat, bahwa pekerjaan yang kita jalani di dunia ini bukanlah tujuan utama hidup kita. Tujuan utama kita adalah beribadah kepada Allah. Allah menciptakan kita bukan untuk mengejar dunia semata, tetapi untuk beribadah kepada-Nya. Dunia ini hanya sementara, sementara akhirat adalah kehidupan yang abadi. Jadi, meskipun kita bekerja dan berusaha keras mencari nafkah, jangan sampai kita lupa tujuan utama kita, yaitu beribadah dan beramal sholeh.


Uang, kekayaan, dan harta yang kita kumpulkan tidak lebih dari kertas biasa. Semua itu tidak ada nilainya dibandingkan dengan kenikmatan yang Allah siapkan untuk orang-orang yang beriman di surga-Nya. Bahkan, seberapa banyak pun uang yang kita miliki, pada akhirnya ia tidak bisa kita bawa mati. Hanya amal soleh yang kita bawa sebagai bekal ke akhirat.


Maka, sahabat, jangan sampai kita terjerumus dalam perangkap dunia yang hanya menjanjikan kenikmatan sesaat. Jadikan bekerja sebagai sampingan untuk menyambung kehidupan, namun ingatlah bahwa tujuan utama kita adalah untuk beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan di akhirat. Jangan sampai dunia membuat kita lupa pada tujuan hidup yang sesungguhnya.


Semoga kita semua diberikan taufik dan hidayah untuk selalu menjaga niat kita, menjadikan akhirat sebagai tujuan utama, dan dunia hanya sebagai tempat persinggahan. Aamiin.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.