
Minggu, 09 Februari 2025 - tulisanq
Hati manusia diibaratkan seperti tanah yang membutuhkan air untuk tetap subur dan menghasilkan buah yang baik. Jika dibiarkan tanpa siraman ilmu, hati akan menjadi kering dan gersang, tidak memiliki kehidupan, dan tidak mampu menumbuhkan amal shalih. Para ulama salaf sangat memahami pentingnya ilmu dalam menyuburkan hati, sehingga mereka senantiasa menuntut ilmu dan menghadiri majelis-majelis ilmu untuk menjaga keimanan dan ketakwaan mereka.
1. Ilmu Adalah Cahaya bagi Hati
Allah ﷻ berfirman:
"Dan apakah orang yang sudah mati, lalu Kami hidupkan dia dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang berada dalam kegelapan yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?"
(QS. Al-An’am: 122)
Dalam tafsir ayat ini, para ulama menyebutkan bahwa "orang yang mati" adalah mereka yang hatinya mati karena kebodohan dan jauh dari ilmu. Kemudian, Allah ﷻ menghidupkan hatinya dengan ilmu dan hidayah, sehingga ia bisa berjalan dalam kebaikan dan membimbing orang lain.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
"Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan, sementara kebodohan adalah kegelapan yang menyesatkan. Barang siapa yang ingin selamat di dunia dan akhirat, hendaknya ia menuntut ilmu."
2. Hati yang Gersang Tidak Bisa Beramal dengan Benar
Seperti ladang yang gersang tidak bisa menumbuhkan tanaman yang baik, hati yang kosong dari ilmu juga tidak bisa menghasilkan amal yang shalih. Seseorang mungkin beribadah, tetapi tanpa ilmu, ibadahnya bisa sia-sia atau bahkan menyimpang dari tuntunan syariat.
Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:
"Barang siapa yang beribadah tanpa ilmu, maka keburukan yang ia rusak lebih besar daripada kebaikan yang ia bangun."
Inilah mengapa para salaf sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu sebelum beramal, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Bukhari dalam Shahih Bukhari:
"Bab: Ilmu sebelum berbicara dan beramal."
3. Tanda Hati yang Gersang: Lalai dari Kebenaran
Hati yang kosong dari ilmu akan mudah terjerumus ke dalam kesesatan dan hawa nafsu. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
"Binasa itu karena dua perkara: meninggalkan ilmu dan mengikuti hawa nafsu."
Tanpa ilmu, seseorang tidak akan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ia akan mudah tertipu oleh syubhat (kerancuan dalam agama) dan syahwat (keinginan duniawi yang berlebihan), yang akhirnya menjauhkan dirinya dari jalan yang lurus.
Allah ﷻ berfirman:
"Maka apakah orang yang dihiasi oleh setan perbuatannya yang buruk lalu ia menganggapnya baik?"
(QS. Fathir: 8)
Orang yang tidak memiliki ilmu akan menganggap baik sesuatu yang sebenarnya buruk dalam pandangan syariat, karena ia menilai dengan hawa nafsunya, bukan dengan ilmu yang benar.
4. Hati yang Subur: Selalu Hadir di Majelis Ilmu
Para ulama salaf memahami bahwa hati yang subur adalah hati yang selalu mendapatkan siraman ilmu. Oleh karena itu, mereka tidak pernah meninggalkan majelis ilmu dan selalu berusaha memahami agama dengan baik.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
"Majelis ilmu adalah taman surga di dunia. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat, hendaknya ia memperbanyak duduk di taman surga ini."
Maka, seorang Muslim yang ingin menjaga hatinya tetap hidup harus senantiasa menghadiri kajian ilmu, baik secara langsung maupun melalui rekaman ceramah para ulama, agar hatinya tidak menjadi keras dan gersang.
5. Ilmu Menyelamatkan dari Kesesatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia dalam agama."
(HR. Bukhari No. 71 dan Muslim No. 1037)
Hadits ini menunjukkan bahwa salah satu tanda seseorang mendapat petunjuk dari Allah adalah ia diberikan pemahaman dalam ilmu agama. Sebaliknya, orang yang jauh dari ilmu berada dalam bahaya besar, karena ia akan mudah disesatkan oleh hawa nafsu dan tipu daya setan.
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata:
"Barang siapa yang tidak belajar ilmu, maka tidak ada nilai dalam dirinya. Dan barang siapa yang tidak memiliki kesabaran dalam menuntut ilmu, maka ia akan menanggung kehinaan dalam kebodohannya."
Kesimpulan
Hati tanpa ilmu ibarat ladang yang gersang, tidak bisa menumbuhkan kebaikan dan mudah terbakar oleh hawa nafsu serta syubhat. Para ulama salaf sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu sebagai sarana untuk menjaga hati tetap hidup dan bersih.
Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus senantiasa menghadiri majelis ilmu, membaca kitab-kitab para ulama, dan belajar dari sumber yang benar agar hati kita tetap subur dengan ilmu dan iman. Dengan begitu, kita akan terhindar dari kesesatan dan mendapatkan keberkahan dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
اللهم علمنا ما ينفعنا وانفعنا بما علمتنا وزدنا علما.
"Ya Allah, ajarkanlah kami ilmu yang bermanfaat, berikanlah manfaat dari ilmu yang telah kami pelajari, dan tambahkanlah ilmu bagi kami." Aamiin.