TulisanQ

Aliran Sufi, Syiah, dan Khawarij

Aliran Sufi, Syiah, dan Khawarij

Jumat, 07 Februari 2025 - tulisanq

Dalam sejarah Islam, terdapat berbagai kelompok dan aliran yang muncul dengan keyakinan serta praktik yang berbeda dari pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah. Para ulama salaf, yakni generasi awal umat Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, telah menjelaskan berbagai penyimpangan yang muncul dari kelompok-kelompok ini.


Artikel ini akan membahas tiga kelompok besar yang sering dikritik oleh para ulama salaf, yaitu Sufi, Syiah, dan Khawarij, beserta pandangan para ulama salaf terhadap mereka.


1. Aliran Sufi dalam Pandangan Salaf


Asal-usul Sufisme


Sufi adalah aliran yang menekankan tasawuf atau spiritualitas dalam Islam. Mereka mengutamakan zuhud (menjauhi dunia), dzikir berlebihan, dan mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai ritual tertentu. Istilah "Sufi" sendiri tidak ada pada masa Rasulullah ﷺ, sahabat, atau tabi'in, tetapi baru muncul sekitar abad ke-2 Hijriah.


Penyimpangan dalam Sufisme


Meskipun ada bentuk zuhud yang sesuai dengan ajaran Islam, sebagian kelompok Sufi telah menyimpang dari ajaran Islam yang murni. Berikut beberapa penyimpangan yang dikritik oleh para ulama salaf:


1. Ibadah yang Tidak Berdasarkan Sunnah – Banyak praktik Sufi yang tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah, seperti dzikir dengan tarian dan nyanyian, serta wirid-wirid yang tidak ada tuntunannya. Imam Malik berkata:


"Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam Islam yang ia anggap sebagai kebaikan, maka ia telah menganggap bahwa Muhammad ﷺ telah mengkhianati risalah." (Al-I’tisham, Asy-Syathibi)


2. Keyakinan Wahdatul Wujud – Sebagian kelompok Sufi ekstrim meyakini bahwa Allah dan makhluk adalah satu kesatuan. Ini adalah pemahaman kufur yang bertentangan dengan tauhid.


3. Membuat Perantara dalam Beribadah – Sebagian Sufi berdoa melalui perantara wali atau guru mereka, bahkan ada yang meminta berkah dari makam orang shalih. Ini menyerupai perilaku kaum musyrikin yang dilarang dalam Islam.


Sikap Ulama Salaf terhadap Sufisme


Para ulama salaf mengkritik keras Sufisme yang telah menyimpang dari ajaran Islam yang lurus. Ibnul Jauzi berkata:


"Tasawuf adalah jalan yang menyimpang. Dasarnya adalah kebodohan, sedangkan akhirnya adalah zindiq (kemunafikan dan kekufuran).” (Talbis Iblis)


Namun, ada sebagian praktik zuhud yang masih dalam koridor Islam, selama tidak melampaui batas dan tetap berpegang pada dalil yang sahih.


2. Syiah dalam Pandangan Salaf


Asal-usul Syiah


Syiah adalah aliran yang muncul setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, dengan klaim bahwa kepemimpinan umat Islam harus berada di tangan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka meyakini konsep imamah, yaitu bahwa imam mereka memiliki kedudukan maksum (terjaga dari dosa), bahkan lebih tinggi dari para nabi.


Penyimpangan dalam Syiah


Syiah memiliki banyak penyimpangan yang telah diperingatkan oleh para ulama salaf, di antaranya:


1. Menghina dan Mengkafirkan Sahabat – Syiah Rafidhah menganggap para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai pengkhianat. Ini bertentangan dengan firman Allah:


"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka..." (QS. Al-Fath: 29)


2. Menambahkan Keyakinan yang Tidak Ada dalam Islam – Mereka meyakini bahwa Al-Qur'an telah diubah, padahal Allah berfirman:


"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami pula yang akan menjaganya." (QS. Al-Hijr: 9)


3. Berlebihan dalam Mengultuskan Ahlul Bait – Syiah mengangkat Ali bin Abi Thalib dan keturunannya ke derajat yang hampir menyerupai ketuhanan. Bahkan, sebagian mereka memohon kepada para imam, bukan kepada Allah.


Sikap Ulama Salaf terhadap Syiah


Para ulama salaf telah memperingatkan bahaya Syiah. Imam Ahmad bin Hanbal berkata:


"Tidak ada kaum yang lebih pendusta daripada Rafidhah (Syiah)." (Ash-Shari’ah, Al-Ajurri)


Imam Malik juga berkata:


"Jangan berbicara dengan Syiah dan jangan meriwayatkan dari mereka, karena mereka suka berdusta." (Minhaj As-Sunnah)


3. Khawarij dalam Pandangan Salaf


Asal-usul Khawarij


Khawarij adalah kelompok yang pertama kali muncul pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Mereka dikenal sebagai kelompok yang ekstrem dalam memahami Islam, mengkafirkan Muslim yang tidak sependapat dengan mereka, serta memberontak terhadap penguasa Muslim.


Penyimpangan dalam Khawarij


1. Mengkafirkan Muslim yang Berdosa Besar – Mereka berpendapat bahwa seorang Muslim yang melakukan dosa besar otomatis menjadi kafir dan harus diperangi. Ini bertentangan dengan akidah Ahlus Sunnah yang meyakini bahwa pelaku dosa besar masih Muslim, selama ia tidak menghalalkannya.


2. Membangkang terhadap Penguasa Muslim – Mereka memberontak terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib dan membunuh kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan bahaya mereka:


"Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur'an, tetapi bacaan mereka tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah yang melesat dari busurnya." (HR. Bukhari & Muslim)


3. Menghalalkan Darah Kaum Muslimin – Mereka melakukan pembunuhan terhadap siapa pun yang tidak setuju dengan mereka, termasuk ulama dan kaum awam.


Sikap Ulama Salaf terhadap Khawarij


Imam Al-Barbahari berkata:


"Janganlah kamu duduk bersama Khawarij, berbicara dengan mereka, atau mendengar perkataan mereka, karena mereka adalah anjing-anjing neraka." (Syarhus Sunnah)


Ibnu Abbas pernah mendebat mereka dan berkata:


"Kalian membaca ayat-ayat Al-Qur'an, tetapi kalian salah dalam memahami maknanya." (HR. Abu Dawud)


Kesimpulan


Ketiga kelompok ini—Sufi, Syiah, dan Khawarij—memiliki penyimpangan yang telah dikritik oleh para ulama salaf.


  • Sufi, jika berlebihan dalam ibadah dan menyelisihi Sunnah, maka dapat terjatuh dalam kebid’ahan dan kesesatan.
  • Syiah, dengan keyakinan mereka yang mencela sahabat, meyakini perubahan Al-Qur’an, dan mengultuskan imam mereka secara berlebihan, telah keluar dari jalan yang benar.
  • Khawarij, dengan pemahaman takfir yang berlebihan dan pemberontakan terhadap penguasa Muslim, telah menyebabkan banyak pertumpahan darah dalam sejarah Islam.


Sebagai seorang Muslim, kita wajib mengikuti pemahaman yang lurus, yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan menjauhi pemikiran serta ajaran yang menyimpang dari jalan salafus shalih. Semoga Allah menjaga kita semua dalam kebenaran. Aamiin.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.