TulisanQ

Image Not Uploaded

Tiga Godaan Dunia

Minggu, 12 Oktober 2025 - tulisanq

Dunia adalah ladang ujian bagi manusia. Allah menciptakan kehidupan dunia bukan untuk dijadikan tempat bermegah-megahan, tetapi untuk menguji siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Dalam perjalanan hidup, para ulama salafussholeh sering mengingatkan bahwa ada tiga hal besar yang menjadi sumber fitnah (ujian) terbesar bagi manusia: harta, tahta, dan wanita. Tiga hal inilah yang paling sering menjerumuskan manusia dari jalan ketaatan menuju kelalaian.


Harta, Nafsu yang Tak Pernah Puas


Salafussholeh menggambarkan bahwa harta ibarat air laut, semakin diminum semakin haus. Banyak manusia berjuang dari nol, bekerja keras, bahkan berkorban segalanya demi mendapatkan kekayaan. Namun setelah harta terkumpul, keinginan itu tak pernah berhenti. Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata,


“Dunia adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah di akhirat. Dan harta adalah milik orang yang tidak punya bagian di akhirat.”


Manusia hanya diberi waktu hidup sekitar 60–70 tahun. Tapi nafsu untuk mengumpulkan harta tidak pernah mengenal batas. Padahal, ketika ajal datang, tidak ada satu pun harta yang bisa dibawa kecuali amal. Inilah sebabnya para ulama selalu menasihati agar harta dijadikan alat untuk ketaatan, bukan tujuan hidup.


Tahta, Godaan Kekuasaan yang Memabukkan


Kekuasaan sejatinya adalah amanah yang berat. Namun ketika seseorang sudah merasakan nikmatnya tahta, banyak yang lupa dengan tanggung jawab dan tujuan awalnya. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah pernah menulis bahwa “cinta terhadap kekuasaan lebih berbahaya bagi hati dibanding cinta terhadap harta.”


Betapa sering kita lihat, seseorang yang telah berkuasa justru ingin terus mempertahankan atau merebut kembali jabatannya, bahkan dengan cara yang tidak diridhai Allah. Padahal, para salaf terdahulu sangat takut terhadap amanah kepemimpinan. Umar bin Abdul Aziz sampai menangis ketika diangkat menjadi khalifah, karena sadar betapa beratnya tanggung jawab di hadapan Allah kelak.

Itulah hakikat tahta: semakin tinggi seseorang naik, semakin besar pula ujian dan hisabnya.


Wanita, Fitnah yang Paling Kuat


Nabi ﷺ bersabda,


“Tidak aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Dalam pandangan salafussholeh, cinta terhadap lawan jenis bukanlah hal yang salah — ia fitrah. Namun ketika cinta itu melampaui batas, menutupi akal dan ketaatan, di sanalah ia menjadi fitnah. Banyak orang yang sebelum menikah begitu mencintai pasangannya, namun setelah menikah justru merasa bosan dan mencari yang lain. Ini karena cinta yang dibangun bukan atas dasar iman, tetapi atas dasar nafsu.


Para ulama selalu menekankan bahwa cinta sejati bukanlah pada keindahan fisik yang fana, melainkan pada ketenangan hati yang lahir dari ketaatan kepada Allah. Jika cinta didasari iman, maka ia tidak akan pudar meski waktu dan rupa berubah.


Dunia Bukan Tempat Tinggal, Tapi Tempat Singgah


Para salafussholeh memandang dunia sebagai perhentian sementara. Mereka berjuang bukan untuk menumpuk harta, mengejar jabatan, atau mencari kenikmatan semu, melainkan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Dunia hanyalah jalan menuju akhirat.

Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:


“Dunia berjalan menjauh, sedangkan akhirat mendekat. Maka jadilah engkau anak akhirat, jangan jadi anak dunia.”


Semoga Allah menjauhkan hati kita dari ketamakan terhadap dunia dan menjadikan harta, kekuasaan, serta pasangan hidup sebagai wasilah menuju surga, bukan penyebab tergelincir ke dalam neraka.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.