TulisanQ

Rezeki Manusia Sudah Diatur Allah

Rezeki Manusia Sudah Diatur Allah

Jumat, 07 Februari 2025 - tulisanq

Dalam kehidupan ini, banyak orang yang khawatir tentang rezeki, takut tidak cukup, takut kehilangan pekerjaan, atau takut masa depan tidak menjanjikan. Namun, dalam Islam, seorang Muslim seharusnya yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah. Inilah pemahaman yang dipegang oleh para ulama salaf, generasi terbaik umat ini.


1. Rezeki Sudah Ditetapkan oleh Allah


Allah telah menetapkan rezeki setiap makhluk-Nya sejak sebelum mereka lahir. Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah ﷺ bersabda:


"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah (air mani), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh dan diperintahkan dengan empat perkara: menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia celaka atau bahagia..." (HR. Bukhari & Muslim)


Hadis ini menunjukkan bahwa rezeki seseorang sudah ditulis bahkan sebelum ia lahir. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil rezeki orang lain, dan tidak ada rezeki yang salah alamat.


2. Tawakal dan Usaha dalam Mencari Rezeki


Meskipun rezeki sudah ditetapkan, bukan berarti seseorang boleh bermalas-malasan dan hanya menunggu. Para ulama salaf menegaskan bahwa usaha adalah bagian dari ketetapan Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:


"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi, hasan sahih)


Burung tidak hanya diam di sarangnya menunggu makanan datang, tetapi ia berusaha keluar mencari makanan. Begitu pula seorang Muslim harus berikhtiar, bekerja, dan berusaha dengan cara yang halal.


3. Rezeki Itu Tidak Hanya Uang


Banyak orang menganggap bahwa rezeki hanya berupa harta atau uang. Padahal, menurut pemahaman salaf, rezeki mencakup segala sesuatu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, seperti:


  • Kesehatan – Tubuh yang sehat adalah rezeki besar yang sering diabaikan.
  • Ilmu yang bermanfaat – Menjadi orang yang berilmu adalah bentuk rezeki yang lebih berharga daripada harta.
  • Ketenangan hati – Banyak orang kaya, tetapi hidup dalam kegelisahan. Hati yang tenteram adalah rezeki yang besar.
  • Keluarga yang shalih – Memiliki istri/suami dan anak-anak yang baik adalah karunia dari Allah.


4. Allah Memberi Rezeki Sesuai Hikmah-Nya


Allah tidak memberikan rezeki dalam jumlah yang sama kepada semua orang. Ada yang diberi banyak, ada yang sedikit. Namun, semua itu berdasarkan hikmah-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


"Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Isra’: 30)


Sebagian orang diberi kelapangan rezeki sebagai ujian, apakah ia bersyukur atau kufur. Sebagian lagi diberi sedikit agar tetap bergantung kepada Allah dan tidak sombong.


5. Kunci-Kunci Pembuka Rezeki


Para ulama salaf juga menjelaskan beberapa amalan yang dapat menjadi sebab bertambahnya rezeki, di antaranya:


  • Taqwa kepada Allah – "Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. At-Talaq: 2-3)
  • Istighfar dan taubat – "Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atasmu dan membanyakkan harta serta anak-anakmu.'" (QS. Nuh: 10-12)
  • Silaturahmi – Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim)
  • Bersedekah – "Tidaklah sedekah mengurangi harta." (HR. Muslim)


Kesimpulan


Pemahaman salaf tentang rezeki adalah bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah, tetapi manusia tetap harus berusaha dengan cara yang halal. Tawakal, taqwa, dan amal shalih dapat menjadi sebab bertambahnya rezeki. Sebaliknya, maksiat dan keburukan dapat menghalangi datangnya rezeki. Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu bersyukur, berikhtiar, dan yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.


Semoga

kita semua diberikan rezeki yang berkah dan bermanfaat. Aamiin.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.