TulisanQ

Image Not Uploaded

Rindu yang Tersimpan di Balik Diamnya Ayah

Minggu, 21 September 2025 - tulisanq

Ada kalanya aku ingin kembali menikmati hari-hari santai di Jogja. Hidup di Jakarta terasa begitu padat, penuh tekanan, dan terkadang membuatku ingin mengeluh. Tapi kepada siapa? Aku hanyalah seorang anak yang sedang beranjak dewasa, tinggal sendiri di kota besar yang tak pernah benar-benar tidur.


Suatu hari, telepon dari Bapak membuatku merasa hangat. Hanya sebuah pertanyaan sederhana tentang kabar, tapi itu sudah cukup membuatku bahagia. Kini aku mulai mengerti, bahwa Bapak jarang sekali jujur pada perasaannya. Saat aku pulang ke rumah, beliau sering tampak diam, hanya berinteraksi sedikit, seolah tak banyak hal yang ingin dibicarakan. Tapi ketika aku jauh, justru banyak cerita yang ingin ia sampaikan.


Mungkin begitulah seorang ayah. Ada gengsi yang tinggi untuk menampakkan kerinduan. Ada kebiasaan menahan kata-kata yang sebenarnya ingin diungkapkan. Berbeda dengan Ibu, yang selalu terang-terangan menunjukkan perasaannya. Tak jarang Ibu menangis saat aku berpamitan, seakan tak ingin melepas genggaman tangannya.


Perbedaan itulah yang kini aku pahami. Seorang Ibu mengekspresikan kasih sayangnya dengan kata dan air mata. Sedangkan Bapak, diamnya justru menyimpan rindu yang dalam. Mungkin tanpa sadar, aku belajar bahwa cinta orang tua hadir dalam banyak bentuk—ada yang terang-terangan, ada pula yang tersimpan rapat di balik keheningan.

©2025 TulisanQ. All rights reserved.