Aku tidak ingin terlalu mengumbar kehidupan pribadiku di dunia maya. Aku hanya ingin menuliskan sedikit tentang harapanku, terutama soal jodoh. Bukan karena aku tergesa, tapi karena aku ingin tetap jujur pada diriku sendiri. Aku tidak mencari kesempurnaan, aku hanya ingin seseorang yang tepat — yang bisa menerima aku apa adanya, tanpa menilai dari latar belakangku.

Kriteria yang kuinginkan sederhana. Aku ingin dia sholehah, punya rasa malu yang tinggi — malu ketika berbuat maksiat, malu jika terlihat oleh yang bukan mahram, malu jika keluar rumah tanpa izin atau tanpa menutup aurat dengan baik. Aku ingin wanita yang pengertian, yang tahu kapan suaminya butuh sesuatu meski tanpa diminta. Menutup aurat adalah kewajiban, bercadar atau tidak itu sunnah, tapi yang terpenting adalah rasa takutnya kepada Allah ketika ada mata asing yang mungkin melirik.

Aku berharap dia proporsional, dengan tinggi sekitar 160–165 cm — bukan karena fisik segalanya, tapi karena aku juga punya bayangan sederhana tentang keharmonisan. Aku ingin dia kreatif, mau berusaha dan berbisnis bersama, jujur dalam ucapan, lembut dalam tutur kata, dan tahu bagaimana menjaga pandangan serta kehormatannya. Aku ingin dia menurut kepada suaminya selama tidak dalam maksiat, dan menghormati orang tuaku seperti orang tuanya sendiri.

Sebagai suami, aku pun berjanji akan memperlakukan dia dengan cara yang sama. Aku ingin menjadi pelindung, penuntun, dan teman hidupnya dalam kebaikan. Tapi terkadang aku bertanya dalam hati, apakah aku bisa menemukan wanita seperti itu? Aku tidak tahu. Mungkin hanya Allah yang tahu.

Aku hanya berharap, jika jodohku benar-benar ada di dunia ini, semoga Allah mempertemukan kami di waktu yang paling tepat — bukan saat aku sedang paling kuat, tapi justru saat aku paling butuh bimbingan. Aku ingin dia menjadi seseorang yang melengkapi kekuranganku, membantuku ketika aku lemah, dan menuntunku kembali ke jalan yang lurus saat aku tersesat.

Aku tidak menuntut banyak. Aku hanya ingin seseorang yang bisa menutup kekosongan di hatiku — bukan dengan harta atau kata-kata manis, tapi dengan keikhlasan, kesetiaan, dan cinta karena Allah.